Sunatan massal biasanya digelar oleh instansi, baik pemerintah maupun swasta sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR). Namun, sebelum menggelar sunatan massal, kita sebaiknya memperhatikan beberapa hal agar terhindar dari risiko infeksi pada anak-anak yang mengikutinya. Klinik Studio Sunat menyarankan sebaiknya segala tindakan medis termasuk sunat harus dilakukan di ruangan yang bersih, cukup penerangan, dan dengan alat yang memadai. Kebersihan tersebut, termasuk kebersihan pasien, paramedis, alat, dan juga ruangan atau lingkungan.
Jika ruangannya tidak baik, apalagi di luar ruangan yang hanya menggunakan tenda, risiko infeksi akan menjadi tinggi. “Kalau pasien sudah menjaga kebersihan juga dokternya, tetapi lingkungannya tidak bersih ya tetap berisiko. Sunatan harus dilakukan di dalam ruangan.
Ruangan untuk melakukan sunatan memang tidak perlu syarat khusus seperti halnya membangun instalasi kamar bedah. Yang paling penting, ruangan lapang. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pergerakan dokter, asisten, dan juga pasien.
Jika ruangan terlalu sempit dapat mengakibatkan anak merasa terkurung, sehingga anak lebih takut ketika akan disunat. Ruangan yang luas juga lebih menguntungkan karena memungkinkan dokter untuk meletakkan peralatan sunat dengan lebih baik. Minimal ruangan yang disediakan berukuran 3 x 4 meter persegi.
Selain yang lapang, ruangan hendaknya menggunakan lantai keramik, sehingga mudah dibersihkan dari percikan darah, cairan antiseptik, dan lain sebagainya pasca kegiatan. Kondisi ruangan yang bersih dan lapang secara psikologis juga akan membantu anak lebih tenang dan meminimalkan rasa takut.
Tidak bisa dipungkiri, rasa takut umumnya akan tetap ada ketika anak bertemu dengan tenaga paramedis. Oleh sebab itu, untuk mencairkan suasana alangkah, kita sebaiknya berkoordinasi antara orang tua, dokter, dan asisten dokter dengan anak yang akan disunat.
“Sebaiknya, orang tua juga menjelaskan kepada anaknya agar tidak takut saat disunat, apalagi itu dilakukan oleh dokter terlatih. Orang tua juga diharapkan mampu memberikan pengertian kepada anaknya bahwa rasa sakit muncul hanya saat pemberian obat anastesi, yaitu saat dilakukan penyuntikan.
Tidak hanya itu, dalam meletakkan alat-alat seperti gunting dan lain-lain di tempat yang tidak mudah terlihat oleh anak-anak. Usahakan anak yang sedang menunggu antrean sunat dikumpulkan di tempat yang jauh dari ruangan sunat, sehingga tidak mendengar tangisan atau jeritan anak-anak yang sedang disunat.
Bila orang tua ingin melihat atau menemani, usahakan hanya satu orang. “Alangkah baiknya ketika akan masuk ruang sunat, anak masuk sendiri, dengan demikian anak tidak menjadi cengeng.