Manfaat dan keuntungan sunat bayi
Di Indonesia sunat biasanya dilakukan pada anak usia 7-10 tahun, bahkan terdapat yang 12 tahun. Sunat memang ada unsur tradisi pada masayarakat kita, selain faktor kepercayaan dan kesehatan. Alhasil, orang tua menentukan mengkhitankan anak di usia Sekolah Dasar, diikuti syukuran atau pesta. Padahal manfaat sunat saat bayi itu lebih besar.
Beberapa pakar kesehatan menyarankan sunat dilakukan pada saat bayi baru lahir, mirip yang biasa dilakukan di negara lain yang berkulit putih, contohnya pada Australia dan Amerika. pada sana, sunat dilakukan semata-mata alasan medis, yakni mencegah berbeagai penyakit pada penis saat dewasa.
Inilah keuntungan sunat bayi:
- Memperkecil Risiko syok pada Anak
prosedur sunat, atau membuang kulup atau kulit yang menutupi kepala penis, adalah tindakan bedah. Layaknya tindakan bedah pada biasanya, sempurna diharapkan suntikan anestesi, pembedahan, dan jahitan. Ini terutama di metode sunat konvensional. - Rasa sakit waktu proses sunat bisa mengakibatkan syok
Paling ringan stress berat akan jarum suntik, atau trauma dengan tindakan operasi. - Lebih praktis Perawatan Lukanya
keuntungan lain sunat dilakukan ketika bayi ialah mudah perawatannya. Tentunya ketika bayi baru lahir sekali atau berusia di bawah 40 hari. - Bayi Belum banyak bergerak
Usia paling sempurna sunat pada bayi adalah sebelum bayi bisa tengkurap. Ini menjadi alasan lain mengapa sunat waktu bayi lebih dianjurkan. pada usia sangat dini ini, bayi belum bisa menggerak-gerakkan badan dan tangannya.
Hari-harinya lebih banyak dihabiskan buat tidur. Maka tanggung jawab merawat luka sepenuhnya ada di orang tuanya. Orang tua bisa dengan tenang membersihkan serta merawat luka sunat tanpa risiko akan digaruk oleh bayi.